New Trend Slow Design

New Trend Slow Design. Tren adalah gaya mutakhir atau arah kemana pasar akan "bergerak", Kecenderungan "gerak" pasar, terutama dalam industri kreatif dipengaruhi oleh banyak aspek diantaranya aspek perkembangan teknologi, aspek pergeseran gaya hidup, dan aspek budaya masyarakat.
Berbagai informasi mutakhir mengenai tren tentu saja diperlukan agar memperoleh hasil maksimal. Salah satu isu yang mulai mengemuka dan diprediksi akan berkembang beberapa tahun mendatang adalah slow design. Menurut Achmad Kafin Noe'man dari biro konsultan BD + A yang ahli di bidang trend forecasting, perubahan ke arah sesuatu yang slow tidak hanya hadir di ranah desain. tetapi juga di ranah lain seperti slow food dan slow fashion. Sebagaimana kita ketahui, teknologi telah berkembang pesat serta menghasilkan produk secara instan, presisi dan mudah. Namun di lain pihak, penggunaan mesin dan internet tersebut, kadang-kadang menghilangkan esensi dari proses pembuatan (process making) sebuah produk sehingga cara pabrikasi ini menghilangkan "jiwa" dari produk itu sendiri. Ada sekelompok masyarakat yang bereaksi terhadap fenomena ini dan mengubah cara pandang mereka. Mereka merasa bosan dengan produk cepat saji serta lebih memilih yang alami dan diolah dengan cara apa adanya sehingga menjadi sebuah "kemewahan baru". Inilah persepsi slow design meyakini bahwa segala sesuatu hendaknya dilakukan dengan proses dan kecepatan yang tepat.

Pekerjaan Tangan VS Pabrikasi
Dalam konteks ranah desain, slow design identik dengan desain yang dihasilkan melalui proses kerajinan tangan (handmade) oleh para perajin yang menguasai teknik-teknik tradisional. Biasanya, proses pembuatan produk dengan teknik lokal ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Contohnya, dekorasi dengan memahat permukaan batu alam atau mengukir kayu dan mewarnai kain dengan pewarna alami. Masyarakat juga menyadari bahwa "kecantikan asli" terdapat pada kepiawaian tangan perajin dalam memadukan material dengan teknik tradsional dalam membuat sebuah produk. Di ranah arsitektur, terdapat istilah slow architecture. Slow architecture adalah arsitektur yang dibuat secara bertahap dan organik serta di padukan dengan pendekatan ekologi dan lingkungan yang berkelanjutan (sustainable). Kondisi lahan dan lanskap eksisting serta material yang terdapat di lokasi pembangunan sekitarnya dimasukkan dalam konsep desain.
Misalnya, arsitek mengeksplorasi material yang banyak tumbuh di sekeliling lahan, seperti bumbu serta memberdayakan perajin dari kampung-kampung di sekitarnya daripada memaksakan penggunaan baja impor atau menebang pohon di hutan lindung.
Proses slow desin ini sebetulnya sudah dikuasai oleh para perajin Indonesia dan perajin negara lain di Asia yang terkenal memiliki croftsmanship tinggi. Di sisi lain, faktanya, bahwa pasar yang potensial dan terbesar saat ini terdapat di Asia dan hampir semua merek-merek internasional berupaya keras untuk memasarkan produknya di Asia. Oleh karena itu, tidak heran apabila produsen merek luar negeri berupaya untuk mengambil inspirasi dari Asia diantaranya dengan menerapkan elemen khas slow design, seperti anyaman ke dalam desain produknya. Dapat dikatakan bahwa slow design akan menjadi tren global di masa mendatang dan perubahan ini hendaknya dipandang sebagai peluang yang baik bagi insan kreatif di Indonesia.